PENYESALAN YANG DALAM
Gelap menyergap, senja merayap perlahan
Menarik selimut malam, dingin sungguh memuncak
Desahan nafasmu Dan hembusan asap rokokku
Seiring nyanyian alam di kesunyian
Lentik gemulai jari jemari menari-nari
Semerbak kesturi tajam menusuk Indra penciumanku
Rembulan bimbang meniti, titian tertahan
Aku mencuri waktu, walau letih menyergap tubuhku
Aku berjalan turuni lembah penuh ilalang
Gunung memaku angkuh meski kawah lumatkan tubuhku
Nafsu amarah panas membara mematri sepi
Ini sepi tetap ada walau api telah menjadi bara
Tidakkah kau saksikan rajawali terbang sendiri
Menggaris langit, sepi tanpa henti menanti....
mencekam, gerhana mencabik-cabik asmara
Meluka, terluka, dalam linangan air mata, berderai
Tumbuh merata memancar memar menggores hati
Bukan terluka aku berduka, haru meremas dan mengoyak dada
Tulus menyemai, damai menyandera dalam buai
Aku terkulai lunglai, bersimpuh di pintu hari
Amarah membakar bayang kesombongan diri
Aku terguncang menyiksa cinta dalam kasihnya
Tertunduk wajah menjadi benci saat melukai hatimu
Air mata haru menetes menyiram bara dalam sesalku
kasih sayapku kian merapuh, aku memohon dalam damai tanpa aksara
Cinta membunuh malam, asmara membunuh sepi
Janji terjalin erat bertkhta dihatiku
Dalam pelukan damaimu aku tak mampu berpaling
Dalam sinaran kasihmu aku mampu menyusuri jalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar